Lifestyle » Trend and Fashion » Hero Serahkan Bantuan untuk Program Pendidikan
Hero Serahkan Bantuan untuk Program Pendidikan
Kamis, 18 November 2010 - 13:42 wib
Adhini Amaliafitri - Okezone
Hero serahkan bantuan program pendidikan. (Foto: Adhini A) BESARNYA angka anak usia sekolah yang tidak bersekolah, putus sekolah, dan pengangguran merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintah menciptakan pengembangan sumber daya manusia yang bermutu dan andal.
Lulusan setiap jenjang pendidikan justru menambah jumlah pengangguran akibat kurangnya keterampilan. Diperlukan kepedulian masyarakat, terutama dunia usaha untuk membantu penyediaan layanan kesejahteraan sosial anak, khususnya di bidang pendidikan.
PT Hero Supermaket Tbk, sebuah perusahaan retail terkemuka dengan unit usaha yang terdiri dari Giant, Hero, Guardian, dan Starmart merasa tergerak untuk membantu mengatasi masalah pendidikan di masyarakat dengan menyelenggarakan program "Uang Kecil Harapan Besar".
Program ini dijalankan dalam bentuk penyaluran donasi berupa uang kembalian yang dikumpulkan dari para pelanggan Giant, Hero, Guardian, dan Starmart. Selama periode 1 Agustus sampai 31 Oktober 2010 di mana telah terkumpul dana sebesar Rp401 juta.
Dana ini akan digunakan untuk membiayai program pendidikan kesetaraan yang dilakukan oleh Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan terciptanya sumber daya manusia yang andal, berkualitas, dan berdaya saing.
Program ini dikemas dalam bentuk Program Mobile Children Services (MCS), sebagai model layanan bergerak anak. Yang menyediakan layanan pendidikan kesetaraan yakni Kejar Paket atau Kelompok Belajar Paket A, B, dan C.
Kejar Paket ini untuk menjangkau anak-anak putus sekolah, anak dari keluarga miskin dan orang dewasa pengangguran. Masyarakat luas pun bisa memanfaatkan layanan MCS ini. Layanan MCS menggunakan 1 unit mobil yang dilengkapi berbagai fasilitas pendidikan seperti papan tulis, laptop dengan koneksi internet, LCD, perpustakaan mini serta berbagai modul pendidikan, dan didukung pula oleh para tenaga profesional seperti pekerja sosial, guru, dan sebagainya.
"Mereka yang putus sekolah bisa mengikuti modul, laptop, buku-buku dan ada pembimbingnya juga. Tujuannya kita fokus ke pendidikan. Kenapa kita memilih fokus pada pendidikan? Karena dengan adanya pendidikan mereka bisa memiliki fondasi, dan berharap ada perubahan pada hidup mereka, dan memotong tingkat pengangguran," kata Vivien Goh, Corporate Secretary PT Hero Supermarket Tbk saat ditemui okezone di SD Dinamika Indonesia, Jalan Pangkalan Lima Timur nomor 5 RT 01/04, Ciketing Udik, Bantar Gebang, Kamis (18/11/2010).
Kegiatan MSC akan menjangkau wilayah Jabodetabek, di antaranya:
1. Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Bantar Gebang, Bekasi.
2. Rumah singgah anak jalanan "Rumah Kita", Cipinang Besar.
3. Panti sosial bina remaja Pasar Rebo.
4. Lokasi lainnya yang membutuhkan.
Kegiatan utama program Mobile Child Service ini adalah memberikan layanan pendidikan kesetaraan yang merupakan salah satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan non formal, yang meliputi kelompok belajar (kejar) program Paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTs, dan paket C setara SMA/MA.
Dalam program ini, peserta juga akan diberikan kursus ketrampilan serta ketrampilan kecakapan hidup (life skills) yang meliputi pengetahuan ketrampilan dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi dan bekerja, sebagai bekal bagi mereka setelah selesai mengikuti program.
Khusus untuk ketrampilan, YKAI akan bekerjasama dengan lembaga kursus yang ada di sekitar lokasi kegiatan.
"Kerjasama dengan YKAI dimulai dari 1 Agustus sampai 31 Oktober. Dana yang diperoleh disalurkan untuk yang program kesetaraan Pendidikan. Kita memilih YKAI karena sama-sama fokus pada pendidikan. Di sini pendidikan non formal. Dengan adanya MCS mereka akan lebih terjangkau. Terus terang, anak-anak pemulung tidak menetap pada satu tempat. Dengan adanya MCS akan lebih banyal tempat terpencil yang dapat terjangkau dengan mobil. Intinya, hasrat belajar mereka tersalurkan. Jadi kita harus memberikan fasilitas," ungkap Vivien.
Setelah mengikuti program ini, peserta didik diharapkan akan memeroleh ijazah yang statusnya sama dengan ijazah dari sekolah formal, baik untuk persyaratan memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi, maupun untuk memasuki dunia kerja.
Ujian Nasional Kesetaraan setiap tahun diadakan dua kali, yaitu setiap bulan Juni/Juli atau Oktober/November.
Agar peserta didik lebih termotivasi dan kegiatan dapat berjalan efektif dan efisien, program MCS ini ditunjang pula oleh perpustakaan yang berisi buku-buku pelajaran, ilmu pengetahuan, dan modul-modul pendidikan yang relevan, serta dilengkapi dengan laptop yang memiliki jaringan internet, yang memungkinkan peserta didik maupun masyarakat luas menggali berbagai informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan secara online.(nsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar