Kamis, 11 November 2010

Penuh Warna & Modern ala Dian Pelangi



Penuh warna dan modern ala Dian Pelangi.. (Foto: Dok Okezone)
KENDATI masih berusia belia, tak menghalangi desainer muda berbakat Dian Pelangi menunjukkan bakat dalam menciptakan rancangan yang penuh warna dan bergaya modern.
 
Mendobrak tembok pakem melalui inovasi terbarunya, Dian tampil luar biasa dengan rancangan yang menyita perhatian. Tema "Extrange" yang terinspirasi dari suku Badui berhasil diterjemahkan Dian dalam koleksi busana chic tanpa menghilangkan kesan tradisonal yang melekat pada koleksinya. 

"Tema Extrange di sini seperti orang terasing. Inspirasinya dari suku Badui bernuansa Arab. Mereka kan seperti orang terasing di tengah gurun pasir, tapi tetap ada fesyennya dengan siluet baju yang tidak biasa, dihiasi banyak perhiasan dan aksesori," kata Dian usai menampilkan karyanya di ajang Jakarta Fashion Week 2010/2011, di Pacific Place Mall, Jakarta, Selasa (9/11/2010).

Untuk memperkuat karyanya dengan nilai-nilai tradisional, desainer berusia 19 tahun ini mengaku tak ingin melupakan kain batik, meski kini popularitas tenun sedang terangkat.

"Untuk material, aku pakai batik yang di-mix dengan songket, karena akhir-akhir ini kan pamornya sudah turun digantikan dengan tenun. Aku tidak mau itu terjadi. Maka dari itu aku kembali memopulerkan batik. Untuk batiknya itu sendiri batik dan motif dari Pekalongan," ungkapnya.

Dalam setiap koleksinya, alumni sekolah mode ESMOD ini tak pernah meninggalkan ciri khas yang paling menonjol dari rancangannya, yakni warna-warna pelangi. Namun kini Dian menggunakan warna-warna gelap. Itu dilakukannya untuk menetralisasi warna-warna terang tersebut.

"Warna-warna pelangi ini aku mix dengan warna-warna seperti cokelat, hitam, dan gold untuk menetralisir warna pelangi tersebut. Kalau tahun lalu aku malah lebih berani tabrak warna, tapi tahun ini pengen lebih dinetralin lagi," paparnya.

Mengenai perpaduan tenun dan batik dalam karyanya, Dian mengatakan, motif yang terdapat pada tenun kian mirip degan ukiran masjid di Arab.

"Motif tenun songket itu mirip dengan ukiran masjid di Arab, di Timur Tengah, jadi aku tidak mau menghilangkan tenun yang lagi tren tapi di sisi lain juga ingin kembali menaikkan batik," ucapnya.

Tak senang bermain warna, koleksi Dian semakin terlihat chic dengan permainan asesori yang kuat. Untuk asesori, Dian mengenakan model gelang tumpuk. Menurut Dian, itu dilakukannya untuk memberi kesan modern walaupun kain yang digunakan terbilang tradisonal.

Menghasilkan busana muslim yang bergaya modern, Dian mengaku tetap mengikuti tren yang berkembang. Tanpa lupa memasukkan ciri khas dirinya yang dinilai sebagai identitas.

"Bagaimanapun, aku juga mix dengan tren. Dan selama ini kebanyakan lihat busana muslim cuma abaya, rok dan blus, atau gamis karena itulah aku pengen beda. Itu motto Aku. Aku menciptakan gayaku, tetap melihat tren yang sekarang, tapi aku olah dan tidak dijiplak semuanya. Tetap aku masukin ciri khasku, warna-warna pelangi, sedikit kesan 'too much', ini supaya pada saat orang melihat bajuku mereka tahu bahwa ini adalah bajunya Dian Pelangi. Ciri khas itu penting sekali dalam sebuah busana. Mengapa? Karena itu merupakan identitas," tutupnya.(nsa)

KOMUNITAS JUTAWAN INTERNET

Tidak ada komentar:

Posting Komentar