Lifestyle » Fit and Beauty » Hadang Penyakit, Orang Indonesia Masih Malas Cuci Tangan
Hadang Penyakit, Orang Indonesia Masih Malas Cuci Tangan
Senin, 30 Mei 2011 - 16:31 wib
Rus Akbar - Okezone

(Foto: gettyimages) NILAI hidup bersih dan sehat, salah satunya lewat cuci tangan sebelum memulai beberapa aktivitas, sudah diajarkan orangtua sejak dini. Sayang, kesadaran melakoni kebiasaan ini ternyata masih tergolong rendah di Indonesia.
"Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) di Indonesia masih tergolong rendah," kata dr Handrawan Nadesul dalam seminar "Gerakan 21 Hari untuk Keluarga Indonesia Lebih Sehat Bersama Lifebuoy" di Hotel Edotel, Jalan Bundo Kanduang, Padang, Sumatera Barat, Senin (28/5/2011).
Menurut dr Handrawan, fakta demikian didapat dari Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) pada 2010. Indeks menunjukkan bahwa persentase rumah tangga yang memenuhi kriteria PHBS dengan kategori baik, rata-rata hanya 35,68 persen dari total penduduk 235 juta jiwa. Sementara, persentase penduduk yang berperilaku benar dalam CTPS baru mencapai 24,48 persen.
“Ini menunjukkan masih rendahnya sebagian besar warga dalam menjalani hidup sehat,” tandasnya.
Salah satu kunci sehat adalah budaya mencuci tangan. Sebab, datangnya sebuah penyakit berawal dari tangan yang kemudian menjalar ke tubuh manusia.
“Kalau tidak cuci tangan, ada 10 penyakit yang mengancam; penyakit tinja mulut bisa menjadi muntaber, tipus, kolera, cacingan dan disentri, flu burung, flu babi, SARS, penyakit jamur kulit dan penyakit kudis, semuanya ada di tangan,” tegasnya.
Untuk membiasakan hidup sehat, menurut penggagas dokter kecil di Yogyakarta ini, pemerintah tidak perlu membuat rumah sakit ataupun mensubsidi obat-obatan yang terlampau mahal.
“Coba bayangkan saja, pemerintah harus mengeluarkan uang sebanyak Rp177 miliar hanya untuk membasmi penyakit cacingan dalam setahun. Kalau hidup sehat, tentu tidak akan perlu rumah sakit yang banyak, obat-obat yang disubsidi, karena tidak ada yang sakit,” tegasnya.
Sementara itu, dr Nirmala Chandra selaku Profesional Marketing Manager Lifebuoy, PT Unilever Indonesia Tbk mengatakan, Sumatera Barat masuk kategori provinsi yang belum mementingkan budaya hidup sehat.
“Persentase PHBS untuk Sumatera Barat hanya mencapi 31,07 persen dan berada di urutan 26 dari 33 provinsi di Indonesia dalam kategori hidup sehat,” jelasnya.
Ditambahkan dr Nirmala, Gerakan 21 Hari untuk Keluarga Indonesia Lebih Sehat yang digagas Lifebuoy akan mengundang 30 guru SD untuk menyosialisikan hidup sehat di sekolah masing-masing.
“Pendidikan hidup sehat seharusnya dimulai dari dini, nanti kalau sudah dewasa pendidikan hidup sehat tersebut akan terbawa-bawa,” tutupnya.(ftr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar