Sabtu, 30 Juli 2011

Batik Kudus Semakin Luwes

Lifestyle » Trend and Fashion » Batik Kudus Semakin Luwes

Batik Kudus Semakin Luwes

Kamis, 31 Maret 2011 - 10:46 wib

Fitri Yulianti - Okezone


(Foto: Fitri Yulianti/okezone) ORANG memakai batik kini bukan lagi pemandangan langka. Memang, batik harus luwes bila ingin dikenal dan dicintai dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Bicara batik sekarang tidak selalu dilekatkan pada corak klasik, warna monoton, dan acara formal. Batik telah berkembang menjadi item fesyen segala usia dan kelas ekonomi. Penggunaannya juga telah meluas hingga ke kesempatan kasual.

Batik kudus adalah salah satu yang mengalami perkembangan tersebut. Awalnya, batik yang dipengaruhi budaya China dan Islam ini didominasi semburat warna gelap seperti biru tua dan hitam. Coraknya pun tidak lepas dari bunga, kupu-kupu, kaligrafi, dan daun tembakau seperti julukan Kudus sebagai Kota Kretek. Pengerjaannya pun memakan waktu berbulan-bulan.

"Sekarang, batik lebih wearable dengan tetap memegang pakem. Pengerjaan lebih cepat menggunakan teknik tulis dicampur cap, produksi bisa diperbanyak, harganya juga lebih terjangkau. Jadi, batik kudus bisa menjangkau kelas ekonomi dan usia yang lebih luas. Bisa dibayangkan kalau batik kudus hanya dibuat dengan teknik tulis. Lama, harganya juga bisa mencapai Rp3 juta. Pemasarannya akan berat," papar Miranti H Serad Ginanjar, Pembina Perajin Batik Kudus RPK kepada okezone pada acara "Pesona Batik Kudus; Warna-Warni Daun Tembakau" di Graha Bimasena, Jalan Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (30/3/2011).

"Pengembangan, misalnya, corak daun tembakau dikreasikan bentuknya menjadi sayap kupu-kupu. Kita juga berani menggunakan warna ungu, warna yang memang tren tahun ini," tutur Yuke Yuliantaries, pembina perajin batik kudus RPK pada kesempatan berbincang dengan okezone.

Meski terdapat pengembangan di sana-sini, Yuke menegaskan bahwa pasar batik kudus klasik tidak akan hilang.

"Pasar batik kuno tetap ada, masing-masing ada segmen pembelinya," tukasnya.(ftr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar