Senin, 29 November 2010

Lebih Efisien dengan Konsep Split Level

Lifestyle » Griya » Lebih Efisien dengan Konsep Split Level

Lebih Efisien dengan Konsep Split Level

Senin, 29 November 2010 - 11:32 wib

Lebih efisien dengan konsep split level. (Foto: Corbis) MEMILIKI rumah efisien dan mampu memenuhi seluruh kebutuhan ruang di dalamnya memang menyenang kan. Terkhusus bagi lahan rumah yang terbatas. Rumah split level mungkin bisa menjadi solusi.

Arsitek Briyan Talaosa mengatakan, rumah split level adalah konsep bangunan yang dibuat lebih dari satu lantai, tetapi dibagi (menjadi dua) bagian ketinggian lantai. Dalam hal ini, pemilik rumah dapat menambah lantai di rumah tanpa harus terlihat seperti bangunan tiga lantai.

”Buat saya rumah split level itu tidak pernah ngebosenindan kesannya dinamis banget. Konsep ini walaupun mahal, menawarkan bangunan yang bisa dieksplorasi,” kata Briyan.

Hal serupa dikatakan arsitek Wisnu Brata. Menurut dia, rumah split level merupakan jenis hunian dengan level lantai sebagian rumah adalah setengah antara level lantai dan ceiling. Potongan lantai yang satu biasanya berupa ruang keluarga, ruang makan, dan dapur. Menilik fungsinya, rumah split level kerap digunakan sebagai solusi bagi lahan rumah terbatas.

Jadi, untuk menyiasati tampak bangunan yang tersangkut masalah perizinan Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B), split level bisa menjadi alternatif konsep yang dapat digunakan.

Lebih dari itu, biasanya rumah yang tanahnya berkontur atau memiliki kemiringan seperti berbukit-bukit, konsep ini lebih tepat untuk digunakan. Sebab, model bangunan rumah ini mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan tersebut.

Ambil contoh, Briyan menyebutkan, kondisi site-nya yang sengaja tidak diubah atau pada kasus tertentu memang site-nya tidak diubah, selain dibuat bangunan dengan model split level.

Pertimbangan lain, lanjut Briyan, pada tanah berkontur selain bangunan split level biasanya ada cut and fill, yang artinya potong timbun. Jadi, tanah yang tinggi diambil untuk menimbun bagian yang level tanahnya rendah guna mendukung desain rumah.

”Rumah yang dibangun di atas tanah berkontur memiliki peluang yang lebih bagi terciptanya ruang-ruang yang dinamis. Kita juga dapat menyamarkan jumlah lantai ruangan di mana ruangan yang terdiri dari tiga lantai dapat disamarkan seolah hanya terdiri dari dua lantai,” papar Wisnu.

Meski demikian, rumah split level bukan sembarang konsep rumah. Banyak pertimbangan yang harus diperhatikan saat ingin mengaplikasikannya. Selain dari segi proses pengerjaan menghabiskan waktu cukup lama, konsep ini juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tak heran dalam perencanaannya, salah satu hal yang penting untuk dipikirkan adalah kecukupan dana yang dimiliki.

Briyan menyebutkan, untuk membangun konsep ini, hal yang pertama kali harus diperhatikan adalah perencanaan awal sebelum rumah tersebut dibangun. Sebab, bila split level dibangun setelah rumah sudah jadi,akan banyak bongkaran dinding terbuang untuk struktur (tengah) dan tentu biaya pembuatannya bakal lebih banyak.

Hal lain yaitu pilihan prioritas kebutuhan ruang dan kegiatan dengan membagi kebutuhan ruangan dari yang paling dibutuhkan sampai yang hanya dibutuhkan sewaktu-waktu agar tercipta efisiensi dan efektivitas dalam pemakaian ruang.

”Berdasarkan hal-hal di atas, mudah-mudahan kita akan dapat lebih memfokuskan permasalahan yang dihadapi dan mencari solusi bagi seluruh anggota keluarga,” ujar Wisnu.

Umumnya, rumah split level memakai dua set tangga yang menghubungkan bagian lantai pertama dengan bagian lantai lain. Set yang pertama menuju atas ke kamar tidur dan kamar mandi.Set yang lain menuju bawah ke ruang keluarga dan area basement.

Sering kali ketinggian area basement sama atau digabung dengan garasi dan levelnya sejajar dengan jalan.(SINDO//nsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar